Berita

Israel Lanjutkan Serangan ke Lebanon Saat Beirut Siap Sambut Paus Leo XIV

renunganhariankatolik.web.id – Beirut menyambut kedatangan Pope Leo XIV dengan harapan besar. Pemerintah dan penduduk ibukota menyiapkan upacara penyambutan lengkap dengan spanduk dan pengamanan ketat.

Paus Leo tiba di Beirut sebagai bagian dari kunjungan pastoral 30 November–2 Desember 2025.Suasana di jalanan Beirut penuh harapan. Banyak warga berharap kunjungan paus membawa pesan damai dan stabilitas, saat Lebanon bergulat dengan krisis dan konflik yang terus berlanjut.

Namun ketegangan tetap mengancam. Serangan dari Israel Defense Forces (IDF) belum berhenti — meskipun Beirut tengah bersiap merayakan kehadiran paus.

Serangan Israel Terus Berlanjut ke Berbagai Wilayah Lebanon

Pada 23 November 2025, Israel melancarkan serangan udara di kawasan selatan Beirut, tepatnya di daerah Dahieh. Serangan itu menewaskan komandan senior Hezbollah, Haytham Ali Tabatabai, serta empat pejuang lainnya. Puluhan orang terluka.

Serangan udara sebelumnya juga menghantam daerah selatan Lebanon. Pada 18 September 2025, IDF menyerang desa-desa seperti Mays el Jabal, Dibbine dan Kfar Tebnit — wilayah yang dianggap dekat dengan garis Hizbullah — dan menghancurkan sejumlah rumah.

Alih-alih menghentikan agresi setelah perjanjian gencatan senjata 2024, Israel tetap mengklaim berhak menyerang setiap kali mendeteksi aktivitas “ancaman”. Serangan-serangan sporadis tetap berlangsung.

Respon dan Seruan dari Hezbollah serta Pemerintah Lebanon

Menjelang kedatangan paus, Hezbollah mendesak paus mengecam “agresi Israel” terhadap Lebanon. Mereka berharap paus menyuarakan keadilan dan perdamaian.

Hezbollah menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen pada pertahanan tanah air, dan menolak tekanan agar menyerahkan senjata. Mereka menyatakan bahwa agresi Israel berkelanjutan dan tidak bisa ditoleransi.

Dari sisi pemerintah sipil, kedatangan paus dilihat sebagai upaya diplomasi spiritual dan moral untuk meredam ketegangan, memberi harapan kepada masyarakat yang lelah karena konflik dan krisis.


Paus Leo XIV: Seruan Perdamaian di Tengah Konflik

Saat tiba di Beirut, Paus Leo menyampaikan pesan damai dan harapan bagi masa depan Lebanon. Dia menyerukan agar persatuan dan dialog menggantikan kekerasan.

Paus menekankan bahwa konflik dan penggunaan senjata bukan jalan menuju penyelesaian. Lewat kunjungannya, dia berharap bisa menjadi simbol harapan bagi warga Lebanon yang lelah oleh kekerasan.

Meski dia tidak mengunjungi wilayah selatan yang paling rawan, kehadirannya membawa tekanan moral pada semua pihak untuk menahan diri selama masa kunjungan dan jangan tambah korban.

Ketidakpastian: Damai Sekejap atau Awal Resiko Baru

Banyak warga berharap kunjungan paus bisa menjadi momentum meredam konflik. Banyak juga yang takut bahwa segera setelah paus pergi, ancaman kembali membayangi.

Beirut tetap rawan. Serangan tetap terjadi, entah di selatan Lebanon atau bahkan di pinggiran ibu kota. Situasi tetap genting, rumah-rumah bisa hancur, korban sipil bisa bertambah.

Rakyat Lebanon kini hidup di bawah bayang-bayang: antara harapan akan perdamaian dan realitas konflik.

Kesimpulan
Israel melanjutkan serangannya ke Lebanon walaupun Beirut tengah mempersiapkan penyambutan untuk Paus Leo XIV. Kehadiran paus memberi sinyal moral dan spiritual untuk perdamaian serta harapan bagi warga Lebanon. Namun serangan udara dan insiden kekerasan terus berlangsung, menunjukkan bahwa gencatan senjata dan stabilitas sejauh ini rapuh. Jika tidak ada penghentian agresi, kedamaian akan sulit tercapai.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button